Abstrak Informatif :
Buku ini merupakan catatan tentang pergulatan dinamika demokrasi di Indonesia pasca-orde baru. Tampak jelas bahwa upaya membangun demokrasi ideal bukan pekerjaan mudah, murah dan instan di tengah himpitan limbah masa lalu, rintangan nan terjal dan rute panjang yang harus ditempuh. Dengan fokus pada analisis tentang dinamika politik nasional, lokal serta konstitusi dan ketatanegaraan.
Buku ini memotret dinamika demokrasi yang pantas disyukuri dan yang harus ditunda untuk berpuas diri. Membangun demokrasi sesungguhnya impian lama bangsa Indonesia. Setelah melalui proses sejarah jatuh bangun, jalan menegakkan demokrasi kembali terbuka lebar menyusul mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei tahun 1998 yang silam. Pada mulanya, gelombang pasang demokrasi pasca-orde baru disambut gagap gempita dan suka cita oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Yang jenuh hidup dalam cengkrama otoritarian para penguasa orde baru. Selaksa harapan sempat melambung menyertai rute redemokratisasi tersebut, namun, setelah memasuki satu dekade menempuh rute redemokratisasi, kini mulai menyeruak kritik dan frustrasi terhadap praktik demokrasi yang sedang dilakoni oleh negara ini. Praktik demokrasi dinilai hanya menyuguhkan ruang lebar bagi partisipasi dan kontestasi politik, tapi menghidangkan ruang sempit bagi kesejahteraan dan keadilan ekonomi.
Kata Kunci : Demokrasi Pancasila, Orde Baru, Politik Indonesia.