Abstrak Informatif :
Isu perbedaan dalam permasalahan penentuan awal bulan kamariah bagi masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Sudah setengah abad lamanya, kejadian ini selalu berulang. Imbasnya, perbedaan ini memicu disharmonitas di kalangan umat Islam. Hingga munculnya sidang isbat sebagai penengah.
Di tengah perdebatan perbedaan, sebagian dari umat Islam ada yang cuek, dan tidak mempermasalahkannya. Mau puasa dan Idul Fitri ikut pemerintah, silahkan saja. Puasa dan Idul Fitri ikut Organisasi Masyarakat (Ormas) masing-masing ya silahkan. Selama tidak menimbulkan kericuhan, keributan hingga bentrok fisik.
Akan tetapi sebagian yang lain ada yang mempermasalahkannya begitu serius. Sebagian diantara mereka saling ngotot beradu argumen menyakinkan mazhabnya sendiri sebagai mazhab yang paling benar. Kemudian ada juga sebagian yang lain yang bersikap lebih bijak dengan memberikan nasihat untuk mengikuti ketetapan pemerintah saja.
Pembahasan buku ini mengupas tuntas tentang perbedaan tersebut yang terbagi dalam beberapa bab yaitu bab 1 tentang Hisab Rukyat dan Permasalahannya di Indonesia; bab 2 Sejarah dan Perkembangan Hisab Rukyat; bab 3 Aliran Hisab di Indonesia; bab 4 Dalil Kewajiban Mengikuti Pemerintah; bab 5 tentang Negara Indonesia, Agama dan Kedudukannya; bab 6 Upaya-upaya Pemerintah dalam Menyatukan Penentuan Awal Bulan Kamariah; bab 7 Sikap NU dan Muhammadiyah terhadap Ketetapan Pemerintah; bab 8 Puasa Ramadan dan Idul Fitri, Haruskah Mengikuti Ketetapan Pemerintah? dan pembahasan terakhir pada bab 9 tentang Unifikasi Kalender Islam.
Kata Kunci : Puasa, Idul Fitri, Kalender Islam.