Detail Cantuman
Advanced Search
Text
Memasuki Tahun Politik 2014
Dua Peringatan yang sama-sama jatuh pada 1 Januari ini menjadi perenungan kita dalam memasuki tahun politik 2014. Dua peringatan itu adalah Hari Perdamaian Dunia (World Day of Peace) dan Hari Persaudaraan Global (Global Family Day). Peringatan Hari Perdamaian Dunia digagas PBB sejak 2000, sebagai awal dari dekade internasional dan anti kekerasan untuk anak-anak sedunia. Sedangkan peringatan Hari Persaudaraan Global ditetapkan PBB sejak 2006.
Sejarah manusia adalah sejarah konflik, perseteruan, dan perang. Perbedaan senantiasa memicu ketidakharmonisan. Kepentingan acapkali memicu nafsu untuk saling mencabik, menikam, menerkam, dan membinasakan. Bukan karena hanya berebut harta, bahkan masalah agama yang suci pun bisa menjadi alasan perpecahan.
Perdamaian atau kehidupan harmonis dalam masyarakat majemuk (plural society) memang tidak mudah. Pierre L. van Berghe sebagaimana dikutip Nasikun (2005) mengatakan bahwa integrasi sosial dalam masyarakat majemuk cenderung terjadi di atas paksaan (coercion) atau karena adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok lain. Dalam praktik, perdamaian memang sering baru terjadi setelah dilakukan kontrak politik, perjanjian, dan penetrasi pihak ketiga.
Politik Bermartabat
Kekejian manusia hingga melupakan perdamaian dan persaudaraan muncul tatkala manusia berurusan dengan kekuasaan (politik). Urusan politik tidak mengenal kawan atau lawan, tetapi kepentingan semata. Perebutan kekuasaan sering dibarengi dengan pertumpahan darah. Manusia bagaikan serigala antara yang satu dengan yang lain, homo homini lupus. Politik sering tidak bermartabat.
Adapun demokrasi diciptakan untuk setidaknya mengendalikan keberingasan dan kebiadaban umat manusia. Demokrasi mencegah munculnya penguasa atau rezim tangan besi. Demokrasi menempatkan rakyat sebagai pemegang penuh kedaulatan, yakni suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi vox dei).
Tahun politik 2014, meski merupakan tahun pesta demokrasi, sangat berpotensi mencabik-cabik perdamaian dan persaudaraan di antara kita. Karena itu, marilah kita memulai tahun ini dengan menegakkan kembali dasar kemanusiaan dan dasar persaudaraan (persatuan) Indonesia. Kita juga harus memperkuat basis kearifan lokal untuk membangun politik lokal dan nasional yang bermartabat. Dengan begitu, pemilu bukan ajang pertarungan tidak sehat (contravention) dan medan perseteruan (conflict). Kita adalah sesama saudara sebangsa, setanah air, dan sebahasa Indonesia.
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
-
|
Penerbit | Kalteng Pos : ., 2014 |
Deskripsi Fisik |
Hal. 28
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
-
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
Kamis, 2 Januari 2014
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain