Detail Cantuman
Advanced Search
Text
Musibah Bajarum, Kado Pahit Tahun Baru 2014
Ini awal tahun kelabu bagi Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Kado tahun baru bagi dunia usaha transportasi dan warga Kotim di enam kecamatan kawasan utara Sampit. Ditutupnya Jembatan Bajarum sejak Minggu (22/12/2013) akibat tertabraknya tiang penyangga jembatan, telah melumpuhkan tak kurang dari 50 persen angkutan logistik dari dan ke Sampit.
Hingga hari ini, satu feri penyeberangan yang disediakan Pemkab Kotim hanya untuk mobil penumpang. Dengan kapasitas muat tidak lebih dari 13 mobil sekali jalan dan memakan waktu lebih kurang satu jam pergi-pulang menyeberang dari sisi selatan dan utara jembatan, satu feri penyeberangan sangat tidak cukup.
Data terakhir yang dirilis oleh Ketua DPRD Kotim, pada acara rapat koordinasi di DPRD Kotim pada Selasa (31/12/2013) menyebutkan, dalam tiga hari terakhir ini terdapat 1.500 mobil atau 750 mobil masing-masing dari dua sisi sungai yang mau menyeberang per 24 jam. Tidak heran, antrean beberapa kilometer dan memekan waktu tunggu giliran masuk feri bisa sampai 2x24 jam. Ini baru untuk mobil penumpang. Jika ditambah angkutan barang, antrean tentu bisa dua kali lipatnya.
Seperti dipaparkan di muka, rusak dan ditutupnya Jembatan Bajarum berdampak luar biasa parah, terutama di bidang ekonomi. Karena itu ke depan, perlu pengawasan ekstra ketat terhadap tongkang-tongkang yang melewati Jembatan Bajarum. Harus ditetapkan batas aman tongkang yang lewat. Ukuran berapa dan maksimal muatan berapa. Untuk memastikan bahwa ketetapan tersebut dipatuhi, maka perlu pengoperasian dua pos pengawasan di bagian hulu dan hilir jembatan. Kedua pos pantau ini punya otoritas "clearance" bagi tongkang yang mau lewat, baik bermuatan maupun kosong.
Orang bijak mengatakan, seekor keledai pun tidak akan terjerumus dua kali di lobang yang sama. Seperti diketahui, Jembatan Bajarumsebenarnya sudah berulangkali ditabrak tongkang. Namun akibatnya tidak seperti yang terakhir ini. Hal ini mungkin yang membuat kita lengah dan abai.
Semoga tabrakan Sabtu dini hari 21-22 Desember 2013 lalu, merupakan yang terakhir dialami Jembatan Bajarum yang amat vital itu. Sekaligus juga sebagai contoh dan pelajaran bagi daerah lain di Indonesia yang memiliki jembatan yang sama dilalui tongkang di bawahnya.
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
-
|
Penerbit | Kalteng Pos : ., 2014 |
Deskripsi Fisik |
Hal. 28
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
-
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
Kamis, 2 Januari 2014
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain