Detail Cantuman
Advanced Search
Text
Bantuan Psikologis Bencana
Bencana yang banyak terjadi di Indonesia tentunya membutuhkan pananganan serta kerja sama dari berbagai pihak. Relawan, pemerintah, maupun lembaga swadaya masyarakat bersatu untuk dapat menanggulangi bencana serta menolong korban. Bantuan kepada korban bencana tidak hanya berupa pemenuhan kebutuhan fisik yang dibutuhkan. Namun juga, dibutuhkan penanganan psikologis dalam kondisi darurat bencana.Pertolongan psikologis pertama saat terjadi kondisi darurat seperti bencana lebih dikenal dengan istilah Psychological first aid. Psychological first aid ini tidak hanya dapat dilakukan para relawan terlatih, namun juga masyarakat ataupun kerabat korban bencana. Pertolongan psikologis ini bertujuan meredakan emosi-emosi menyakitkan ataupun respons fisik pada korban bencana segera setelah bencana terjadi. Reaksi-reaksi psikologis yang terjadi pasca bencana terjadi meliputi kombinasi dari kebingungan, rasa takut, putus asa, ketidakberdayaan, kesulitan tidur, sakit fisik, cemas, marah, rasa duka, shock, agresif, ketidakpercayaan, keguncangan spiritual, dan kehilangan rasa percaya diri. Reaksi-reaksi psikologis inibila tidak ditangani dengan tepat dapat mempengaruhi kemampuan bertahan korban bencana.
Menurut WHO, kunci agar seseorang dapat bertahan dalam kondisi darurat seperti saat terjadinya bencana yaitu adanya rasa aman, ketenangan, keterhubungan dengan lingkungan sosial, pandangan positif terhadap kemampuan diri, serta adanya akses terhadap ketersediaan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis. Oleh karena itu, korban bencana membutuhkan lingkungan yang dapat memberikan rasa aman, ketenangan, keterbukaan akses terhadap orang lain, serta lingkungan yang dapat memberikan harapan sekaligus membantu korban untuk membangun pandangan yang positif terhadap kemampuan mereka (self efficacy positive).
Beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu segera membantu para korban menemukan kebutuhan dasar mereka terkait tempat mengungsi, makanan, air bersih, sanitasi, serta menyediakan informasi yang akurat terkait informasi pemenuhan kebutuhan dasar mereka. Hal ini akan membantu korban menemukan rasa aman kembali.
Masyarakat juga dapat membantu korban bencana dengan mendengar secara aktif cerita-cerita ataupun emosi-emosi yang korban rasakan. Tidak ada cerita yang dianggap salah ataupun benar. Korban bencana bebas menceritakan apa yang ingin diungkapkan. Tetaplah sabar dan ramah walaupun kondisi korban semakin sulit.
Penanganan psikologis pascabencana menjadi penting dilakukan karena bencana merupakan suatu kejadian yang dapat memberikan tekanan besar sekaligus perubahan hidup bagi orang yang mengalaminya. Penanganan psikologis pascabencana yang tidak tepat dapat menyebabkan stres berkelanjutan, trauma, kedukaan berkepanjangan, perubahan perilaku berisiko, serta gangguan psikologis lainnya. Disisi lain, bencana juga memiliki dampak positif yaitu meningkatnya kemampuan bertahan dalam situasi sulit (resiliensi) dan pertumbuhan psikologis (psychological growth) bagi korban yang berhasil menghadapi perubahan pascabencana dengan baik.
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
-
|
Penerbit | Pustaka Republika : Jakarta., 2014 |
Deskripsi Fisik |
Hal. 4
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
-
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
Jumat, 24 Januari 2014
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain