Latar belakang dari penelitian ini adalah melihat fenomena keberadaan da’i di Indonesia yang saat ini sangat beragam, banyaknya da’i yang menyampaikan ceramahnya melalui media televisi dengan gaya dan ciri khas yang dimilikinya. Beranjak dari rumusan masalah, yaitu : Bagaimana persepsi ibu-ibu pengajian masjid Al-Anwar Kec. Jekan Raya Palangka Raya terhadap eksistensi da’i seleb di media televisi. Serta tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu-ibu pengajian masjid Al-Anwar Kec.Jekan Raya P.Raya terhadap eksistensi da’i seleb di media televisi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif, dengan pendekatan fenomenologis dengan subjek 10 orang ibu-ibu pengajian masjid Al-Anwar dan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang dicari pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara,angket terbuka,observasi dan dokumentasi. Untuk pengabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan, yaitu data collection reduction, data display dan conclusion.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah dari persepsi ibu-ibu pengajian masjid Al-Anwar terhadap eksistensi da’i seleb di media televisi mempunyai dua pandangan yang berbeda yaitu berpandangan positif dan negatif. Adapun pandangan dari 10 orang subjek penelitian terhadap eksistensi da’i seleb di media televisi adalah: yang berpandangan positif dan negatif sebanyak 7 orang yaitu berpandangan positif, dilihat dari ceramah-ceramah yang disampaikan oleh da’i yang ada di media televisi karena dapat diambil manfaatnya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat mengetahui lebih dalam sisi kehidupan para da’i selebritis dengan mengambil yang baik dan meninggalkan yang tidak baik. sedangkan pandangan negatif dilihat dari keberadaan da’i-da’i yang saat ini mewarnai stasiun televisi setiap harinya, da’i yang hanya mengejar popularitasnya, serta da’i yang sering kali diberitakan berpoligami. Adapun yang berpandangan negatif saja terdapat 3 orang karena dari kegiatan atau aktivitas da’i yang selalu tampil di media televisi, sangat tidak baik misalnya selalu tampil di acara infotaiment yang bukan bersifat keagamaan. Para da’i tidak segan-segan untuk mengumbar kehidupan pribadinya melalui media televisi serta dilihat oleh semua masyarakat yang menonton televisi.