Detail Cantuman
Advanced Search
CD-ROM
KOMUNIKASI POLITIK GUS DUR (Analisis Wacana Kritis Teks Pidato Kenegaraan Presiden Abdurrahman Wahid yang Disampaikan di Depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat 16 Agustus 2000 )
Gus Dur sebagai seorang tokoh politik yang dianggap fenomenal dalam sejarah pemikiran politik Indonesia. Dalam diri Gus Dur terangkum berbagai predikat: kia, politisi, intelektual muslim, budayawan dan aktivitas kemanusian. Selama kurang lebih 2 tahun Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI ke-4, pada tahun 1999-2001. Jabatan presiden tersebutlah yang menjadi parameter untuk melihat prestasi yang diraih oleh Gus Dur dalam dunia politik. Posisi teks pidato kenegaraan Gus Dur dalam membangun pemikiran politik Indonesia dipandang cukup dominan mempengaruhi proses nasionalisme, liberalisme, pluralisme dan demokrasi.
Pemasalahan tersebutlah yang menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti bagaimana komunikasi politik yang di mainkan oleh Gus Dur. Karena kemampuan Gus Dur dalam membangun intelektualisme dan aktivisme sekaligus, yang jarang dilakukan oleh para kiai di lingkungannya.
Penelitian ini bercorak library research. dalam arti objek yang menjadi pembahasan yaitu teks pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Abdurrahman Wahid di depan sidang Dewan Perwakilan Rakyat 16 Agustus 2000. Karena teks pidato ini telah mampu merefresentasikan wacana yang ingin dibangun oleh Gus Dur selama menjadi Presiden RI. Dalam menganalisis teks pidato ini penulis menggunakan metode analisis wacana kritis model Van Dijk. Karena metode analisis ini mampu menguraikan tiga permasalahan dalam kajian atau teks. Melakukan analisis multi-track, yakni mikro, messo dan makro.
Adapun kesimpulan dari pembahasan ini adalah komunikasi politik Gus Dur ditujukan untuk mementingkan kesatuan wilayah dan kesatuan jiwa atas agama demi membangun kebangsaan atau nasionalisme dan generasi penerus bangsa. Ini merupakan manifestasi keyakinan dan kepedulian Gus Dur terhadap upaya menerapkan syari’ah Islam yang humanis dan universal dengan menawarkan
alternatif pemikiran bagi penyelesaian persoalan bangsa dan negara tanpa harus mengorbankan pihak manapun tetap harus menghormati semua golongan dengan konsep Maqashid AL-Syari’ah. Karakter komunikasi politik demikian merupakan ciri dan pemikiran Kiri Islam, yang gigih dan kritis mempromosikan pemikiran alternative bebasis Islam subtantif, mengedepankan kebersamaan, keadilan kebebasan dan sikap egalitarian di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang plural.
Ketersediaan
25/KPI/13 | Perpustakaan IAIN Palangka Raya | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
25/KPI/13
|
Penerbit | STAIN Palangka Raya : ., 2013 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
R 2x7.2
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Saprodiansah
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain