Pembinaan muallaf memiliki peran penting dalam meningkatkan keimanan orang yang baru masuk Islam. Pada umumnya pembinaan bagi para muallaf masih belum terstruktur, sehingga menimbulkan kendala-kendala dalam kegiatan pembinaan. Ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan dalam proses pembinaan, seperti pendekatan finansial, pendekatan sisi spiritual dan intelektual. Secara umum pembinaan Muallaf diarahkan kepada pembinaan agama, dengan memberikan bimbingan dan pembinaan secara intensif
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Bagaimana aktifitas pembinaan muallaf pada yayasan bina muallaf di Kecamatan Kotawaringin Lama Kabupaten Kotawaringin Barat? Dan 2). Apa saja problema pembinaan muallaf pada yayasan bina muallaf di kecamatan Kotawaringin Lama Kabupaten Kotawaringin Barat ? Tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui aktifitas pembinaan muallaf pada yayasan bina muallaf di Kecamatan Kotawaringin Lama kabupaten Kotawaringin Barat, 2). Untuk mengetahui problema pembinaan muallaf pada yayasan bina muallaf di Kecamatan Kotawaringin Lama Kabupaten Kotarawingin Barat. Metodologi penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan diskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 4 orang yaitu M. Hamim Musyadad (selaku Ketua Umum Pembina Muallaf), M. Rosyidin (selaku Pelaksana Pembina / Dai), H. Rowandi (selaku sekretaris) dan H. Bambang Suherman (bendahara) serta 2 informan biasa dari pihak muallaf yaitu Ipad dan Elon
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Aktifitas pembinaan muallaf di Kecamatan Kotawaringin Lama pada tahun pertama berjalan dengan lancar dan hampir tidak ada hambatan, Adapun aktifitas kegiatan pembinaan dilakukan dengan sistem rolling, yaitu mengunjungi daerah binaan, sedangkan materi pembinaanannya antara lain thaharoh, ibadah, pengenalan hukum dan lebih menekankan kepada ketauhidan. 2) Problema Pembinaan Muallaf di Kecamatan Kotawaringin Lama meliputi : 2.1) Problem intern dan ekstern muallaf, dari sisi intern muallaf masih merasa berat dengan aturan-aturan Islam yang dianggap rumit, dan para muallaf masih berada pada fase adaptasi dari ajaran non muslim ke aqidah Islam, sedangkan dari sisi ekstern muallaf adalah masih tinggalnya muallaf di lingkungan keluarganya yang masih beragama non muslim, 2.2) Problem intern dan ekstern pembina. Dari pihak Intern Pembina adalah kesibukan masing-masing pembina, sehingga para pembina kurang solid dan kurang koordinasi, jumlah pembina masih belum sepadan di bandingkan dengan jumlah daerah binaan dan jumlah muallaf, sedangkan dari pihak ekstern Pembina adalah jarak tempuh yang jauh untuk daerah-daerah tertentu, serta belum adanya tempat pembinaan yang menetap karena belum ada sarana tempat ibadah