Berbicara tentang pembiayaan akan selalu menimbulkan orientasi prediksi ke masa yang akan datang, di mana secara langsung atau tidak langsung mengharuskan pihak perbankan memiliki kemampuan dalam menganalisis dan menyusun suatu perencanaan sekaligus sistem pengawasan yang handal bagi kegiatan usahanya. Pemberian pembiayaan merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan dan analisis yang baik dari pimpinan bank, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian yang akan diderita oleh Bank sebagai akibat debitur tidak dapat membayar kewajibannya sesuai dengan perjanjian. Oleh karena itu, keefektifan fungsi pengawasan di dalam suatu manajemen sangat diperlukan terutama dalam hal pembiayaan. Namun, pentingnya fungsi pengawasan tersebut tampaknya belum begitu dipahami oleh Bank Muamalat Cabang Palangka Raya dalam manajemennya, di mana fungsi pengawasan pembiayaan tidak dijalankan oleh bagian khusus pengawasan melainkan oleh bagian marketing. Atas dasar latar belakang inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus pada, pelaksanaan pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang pada Bank Muamalat Cabang Palangka Raya.
Untuk mengkaji masalah yang diangkat adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Cabang Palangka Raya, (2) Bagaimana pelaksanaan pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Cabang Palangka Raya, (3) Apa risiko dan solusi yang ditimbulkan dari model pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Cabang Palangka Raya. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Cabang Palangka Raya, (2) untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Cabang Palangka Raya, (3) Untuk mengetahui risiko dan solusi yang ditimbulkan dari model pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Cabang Palangka Raya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yakni dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan, untuk menganalisis data adalah dengan menggunakan model menurut Miles dan Hubberman yaitu: (1) pengurangan data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Adapun untuk pengabsahan data dilakukan dengan Trianggulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) dalam pelaksanaan pembiayaan modal usaha pembelian barang, Bank Muamalat Cabang Palangka Raya berpedoman kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh kantor pusat dan menerapkannya dalam setiap proses pembiayaan, mulai dari debitur mengajukan permohonan pembiayaan hingga pembiayaan tersebut lunas, semua proses tersebut dijalankan berdasarkan SOP. (2) Pelaksanaan pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Cabang Palangka Raya, dilakukan dengan dua macam bentuk pengawasan, yaitu: pengawasan aktif dan pengawasan pasif. Pengawasan aktif yaitu pengawasan yang dilakukan oleh Bank dengan mengadakan pemeriksaan dan kunjungan langsung di tempat usaha nasabah, sedangkan, Pengawasan pasif yaitu pengawasan yang dilakukan melalui penelitian laporan-laporan tertulis yang dilaksanakan oleh debitur. (3) risiko yang ditimbulkan dari model pengawasan aktif dan pengawasan pasif tersebut yaitu adanya risiko pembiayaan bermasalah di mana debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya, adapun solusi dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut yaitu dengan jalan kekeluargaan dan pihak Bank dapat membantu meringankan dengan menunda jadwal angsuran dan memperkecil jumlah angsuran tersebut.